Marketing Loyal & Profesional

Profesi marketing/ penjual adalah profesi yang sangat menjanjikan. Mengapa? Karena apapun usaha kita, semua pasti membutuhkan output dari hasil penjualan. Setiap orang sebenarnya mempunyai jiwa penjual, bahkan sejak bayi lahir sudah bisa kita lihat jiwa penjual tersebut. Yaitu dengan ditunjukkan sebuah tangisan yang menandakan permintaan minum karena haus atau lapar.

Bahkan dalam hadis Rosululloh SAW juga ada yang menyebutnya bahwa diantara 10 pintu rezeki , yang 9 adalah rezeki dari perdagangan alias penjualan, yang mana dibutuhkan marketing. Mungkin Anda bertanya-tanya – bagaimana marketing bisa disebut profesi yang menjanjikan? Karena penghasilannya tidak terbatas. Semakin banyak yang dijual, semakin banyak pula penghasilannya.

Nah…tapi jangan salah, sebagai seorang marketing, dibutuhkan juga motivasi dan loyalitas tinggi terhadap produk yang dijual. Tidak gampang menyerah serta bangga dan yakin terhadap produk yang dimilikinya. Untuk itu semua dibutuhkan ilmu dan pengalaman. Untuk mendapatkan Ilmu dan pengalaman, marketing membutuhkan pelatihan-pelatihan yang meningkatkan motivasi/ semangat juang yang tinggi.

Marketing profesional adalah seseorang yang berinvestasi untuk pengetahuannya, dengan membaca majalah dan website mengenai marketing, serta menghadiri seminar dan pelatihan. Seorang marketing yang mengikuti tren memahami betapa pentingnya untuk melakukan peningkatan pada dirinya. Profesional adalah mereka yang tahu betapa pentingnya untuk memulai dengan banyak investasi dalam meningkatkan kualitas dirinya.

Respek diri yang didapatkan melalui pengetahuan baru akan membuat seorang marketing memahami banyak hal. Proaktif untuk diri sendiri dan karir. Hal ini akan menguntungkan seorang marketing dalam jangka panjang – dengan karir dan yang terpenting pendapatannya.

Proses penjualan/ sales seorang marketing juga tergantung pada upaya yang diinvestasikan untuk riset dan memahami data pelanggan, energi dan antusiasmenya terhadap produk atau loyal dan yakin. Jika seorang marketing tidak bisa mentransfer antusiasmenya ke prospek, berarti mengalami masalah. Ketika seorang marketing membicarakan sesuatu, orang lain bisa merasakan ketidaktulusannya, atau benar-benar memahami apa yang sedang dia bicarakan dengan calon pembeli / prospek.

Apakah seorang marketing mencintai pekerjaan sebagai marketing  atau tidak, akan memiliki pilihan untuk melakukannya dengan baik atau tidak, sepenuhnya terlibat atau menjauh, dan jika seorang marketing memiliki sikap melakukan pekerjaan dengan baik, dia akan menikmati pekerjaannya. Jika seorang marketing bisa merubah pendekatan dari “menyelesaikan segala sesuatu”  menjadi “menikmatai apa yang dikerjakan”, dia bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan mendapatkan hasil yang sepadan dengan usahanya.

Seorang marketing akan memulai hari dengan melakukan pekerjaan terbaik yang bisa dikerjakan, dan mencoba melakukan dalam seminggu, terus menerus. Melakukan yang terbaik, tanpa menunggu dan mengharapkan reward. Tidak mengharapkan hasil yang datang, melakukan saja yang terbaik.

Seorang marketing akan mulai mencintai pekerjaan, karena kesuksesan yang menghampirinya. Pertama dengan langkah kecil, tapi akan tumbuh dari hari ke hari.

Pelanggan akan melihat seorang marketing sebagai orang yang memiliki pengetahuan, kolega melihat dengan pandangan yang berbeda, dan harus disadari betapa pentingnya semua ini, tapi yang terpenting adalah positif thinking. Sebenarnya menjadi seorang marketing adalah membantu dirinya sendiri untuk menjadi orang yang lebih bernilai dalam komunitas.

 

Tags: , ,
Previous Post

Strategi Marketing yang Sukses

Next Post

SKSD (Sok Kenal Sok Dekat), Kunci Sukses Marketer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *